Senin, 12 Juli 2010

Larung Ageng Joko Tingkir Meriah

Puncak Pekan Syawalan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang ditandai dengan Larunng Ageng Gethek Joko Tingkir, Minggu (15/12) berlangsung meriah. Ribuan warga Solo dan sekitarnya memadati TSTJ dan seputaran Sungai Bengawan Solo. Tempat pelarungan.

Prosesi yang menceritakan tentang kisah perjalanan Joko Tingkir menuju Demak itu dilakukan di aliran Bengawan Solo, mulai dari Pesanggrahan Langenharjo Grogol, Sukoharjo menuju Butuh Sragen, dengan berhenti dahulu di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo. Pelaksanaan prosesi budaya tersebut mendapat animo sangat besar dari masyarakat Solo. Ini terlihat dari ribuan anggota masyarakat yang berjubel di sepanjang aliran Bengawan Solo yang dilewati oleh arak-arakan prosesi tersebut. Joko Tingkir yang diperankan oleh GRM Paundrakarna Sukmaputra (artis Sinetron yang juga cucu mantan Presiden Soekarno), juga merupakan daya tarik tersendiri bagi prosesi budaya itu.

ANTUSIAS MELIHAT PAUNDRA
Tak jarang, para penonton yang sudah menunggu sejak pagi itu meneriakkan nama Paundra, yang disambut dengan senyum dan lambaian tangan Si Joko Tingkir tersebut. “Itu lho Nak Joko Tingkir-nya , bagus kan,” ujar seorang ibu kepada anak lelaki yang digendingnya sa,bil menunjuk ke arah Paundra saat pemberangkatan di Pesanggrahan Langen Hardjo. Tidak hanya para perempuan muda, ibu-ibu hingga mbah-mbah pun tampak antusias untuk mellihat dari dekat pemeran Joko Tingkir tersebut.

Prosesi Larung Ageng Gethek Joko Tinggkir itu sendiri, dimulai sekitar pukul 07.00 WIB saat Paundra berpamitan kepada pemangku Pura Mangkunegaran, didampingi peraga Ki Ageng Panjawi dan Ki Ageng Pemanahan. Setelah itu, rombongan yang dikawal prajurit Mangkunegaran menuju Keraton Solo dan diteruskan menuju Pesanggrahan Langenharjo, Sukoharjo.

Kedatangan rombongan Jaka Tingkir beserta pengombyong di pesanggrahan, disambut dengan gending Manguyu-uyu dan Tari Gambyong. Mereka diterima peraga Ki Ageng Majasta dan Ki Ageng Banyubiru. Acara kemudian diteruskan dengan pembacaan sambutan ketua panitia pelaksana Larung Ageng Gethek Joko Tingkir Gembong Supriyanto sambutan Bupati Sukoharjo Bambang Riyanto SH, dan wakil dari Keraton Kasunanan, GRAy Koes Moertiyah. Upacara pemberangkatan kemudian ditutup dengan pembacaan kisah Jaka Tingkir oleh KRHT Kalingga Hanggapura beserta doa.

Perjalanan dimulai setelah Pengageng Parentah Keraton Solo GPH Dipokusumo memberikan satang (dayung) kepada GRM Paundra selaku pemeran Joko Timgkir diiringi Tari Gambyong Pareanom. Sebelumnya, GPH Dipokusumo membuka selubung Canthik Rajamala yang berada di haluan salah satu perahu beserta iring-iringan. Iring-iringan akhirnya berangkat sekitar pukul 09.30 WIB ditandai penabuhan gamelan pencon di atas perahu Rajamala tersebut.

DUA BAGIAN
Perjalanan Larung Ageng Gethek Joko Tingkir itu sendiri menempuh jarak sekitar 30 km. Dibagi menjadi dua bagian, yaitu jalan air dan jalan darat. Pada awal pemberangkatannya darii Pesangngrahan Langenharjo hingga taman Ronggowarsito Jurug,, Paundra “Joko Tingkir” berdiri diatas gethek (rakit dari bambu – red) sambil memegang satang. Setelah itu, dengan mengendarai kuda, Joko Tingkir memasuki arena TSTJ yang merupakan lokasi prosesi puncak Syawalan tahun 2002, diteruskan dengan mengendarai gajah koleksi TSTJ bernama Jati dengan srati (pawang) Samsi menuju taman Gesanng, tempat prosesi dilakukan.

Sepanjang perjalanan, putra KGPAA Mangkunegara IX dengan Sukmawati Soekarnoputri itu sering membuat gemas para penonton. Selain karena sang tokoh murah senyum dan tak segan-segannya melambaikan tangan ke arah penonton, banyak pula penonton yang mengagumi paras sang “Jaka Tingkir” tersebut. “Prosesi budaya ini merupakan langkah untuk nguri-uri dan melestarikan tradisi budaya Solo. Pelaksanaan prosesi budaya ini sendiri merupakan bentuk nyata dari kerjasama antar daerah yang terwadahi dalam Subosuko Wonosraten, dan ke depan perlu ditingkatkan agar bisa mendapat tempat di hati masyarakat,” tutur Walikota Solo Slamet Suryanto dalam sambutannya.

Perjalanan kemudian diteruskan sekitar pukul 13.30 WIB menuju Butuh Sragen, setelah KRHT Tanoyo beserta Walikota Solo Slamet Suryanto dan jajaran Muspida Solo melepas rombongan. Iring-iringan yang sebanyak 16 perahu itu dipandu perahu dari Polres Wonogiri menuju Desa Butuh. Rombongan sampai di Butuh sekitar pukul 17.30 WIB dan diterima Bupati H Untung. Wiyono beserta warga Sragen. Sdi lokasi dekat makam orang tua Jaka Tingkir yang bernama Kebo Kenanga itu, Bupati Sragen yang memerankan Kyai Ageng Butuh menyambut dengan sebuah upacara dan hiburan tarian massal Jaka Tingkir.

Secara keseluruhan, prosesi Lrung ageng Gethek Joko Tingkir tersebut berlangsung sukses. Meskipun pada ruas perjalanan pertama rombongan sempat terhambat di perairan sekitar Kadokan kawasan Semanggi Solo, yaitu saat beberapa perahu sempat tersendat karena dasarnya kandas. Namun perjalanan bisa dilanjutkan lagi menuju Jurug setelah beberapa kru terjun dan mendorongnya agar bisa berjalan lagi. (Sumber-Solo Pos)

Sumber : Situs Poundra

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Stars Template Copyright by Wisata & Budaya Langenharjo | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Laropstars